Jumat, 30 Juni 2017

Jum'at Berbagi; Hari ini ngasih makan siapa?



Hari itu, bertepatan dengan hari jumat. Saya melihat seorang perempuan di daerah Depok. Balutan jilbab lebarnya menjadikannya terlihat semakin anggun. Kemudian, perempuan tersebut memberikan sebuah amplop kepada seorang driver gojek, padahal ia tidak menggunakan jasa gojek itu. Saya tidak berani bertanya secara langsung, hanya saja setelah saya ingat-ingat kembali, "Oh ini Hari Jum'at, bukankah Hari Jumat itu adalah hari yang paling baik di antara hari-hari lainnya? Bukankah kita disunnahkan untuk melakukan lebih banyak kebaikan di Hari Jumat?" Kejadian singkat itu cukup menampar dan membuat saya tersadar, bahwa kebaikan itu harus disegerakan dan dilaksanakan, bukan hanya sekedar niat dan terus ditunda.
-FN

Sudah beberapa Jum'at kami mengikuti jejak perempuan berjilbab lebar. Sebetulnya sudah diniatkan sejak lama, Alhamdulillah akhirnya bisa segera kami realisasikan. Kegiatan berbagi yang kami lakukan dikemas dengan berbagi makanan sehat. Kenapa kami pilih makanan sehat? Karena jelas, makan adalah kebutuhan pokok tapi tidak semua makanan yang dimakan adalah makanan sehat, minimal tidak mengandung MSG dan pengawet lainnya. Karna untuk berbicara standar gizi, tentu perlu ahlinya.

Ketika mengajar paud, saya bertanya pada anak-anak, "sudah makan apa belum? tadi makan sama apa?" Jawabannya cukup variatif, dg polosnya mereka menjawab, "makan sama krupuk, makan sama garem, makan sama bala-bala" bukankah anak-anak pada masa itu, tidak bisa berbohong? Sebagian ada yg beruntung bisa makan dg ikan dr kolam miliknya atau bagi keluarga yg memiliki ayam bisa makan dg telur. -Relawan saung pinter

Kurang lebih sejumlah 60 anak terlibat setiap minggunya di kegiatan jumat berbagi (Khusus untuk anak tingkat Paud sejumlah 22 anak kami bagikan di sekolah setiap Hari Rabu). Sampai saat ini, kami berusaha untuk terus memberikan yang terbaik, menu sederhana seperti bubur kacang dan susu atau jika ada rezeki berlebih makanan 'berat' (nasi) siap menjadi santapan anak-anak.
Karna akan selalu ada langkah kecil untuk langkah besar dan tidak perlu menunggu 'besar' untuk dapat melakukan itu semua. Sharing is caring ❤
-----------------------------------------------------------
Program lain yang dilakukan di Saung Pinter ;
1. PAUD
2. Bimbingan Belajar
3. Tahfidz
4. Pembagian alat tulis setiap tahun ajaran baru
5. Jum'at Berbagi untuk peningkatan gizi anak
6. Sanitasi untuk pendirian MCK masyarakat yang selama ini memanfaatkan air kolam/selokan.
Kami mengajak bapak/ibu untuk turut berperan serta dengan menyalurkan zakat, infaq, sodaqoh melalui Rek. BRI 4364-01-007658-53-9 An. Yayasan Saung Pinter Tasik. Kebaikan yang tidak terorganisir akan kalah dg kejahatan yg terorganisir. Berjama'ah dalam kebaikan yuk ☺

Selasa, 06 Juni 2017

Kedudukan Anak dalam Al-Quran

"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah, 
maka kedua orangtuanyalah yang membuat dia yahudi, nashrani atau majusi"
(HR. Muslim)

Jika ingin anak yang rajin, rajinkan dulu diri kita.
Jika ingin anak yang sholeh, sholehkan dulu diri kita.
Selalu, ibda' binnafsih! Mulai dari diri sendiri.

Saya pernah bertemu dengan anak yang cerdas luar biasa, daya tangkapnya cepat, aktif bertanya dan menjawab pertanyaan, bikin adem siapa saja yang bertemu. Refleks pertanyaan yang keluar dari mulut saya adalah "Anaknya siapa?" Pun sama halnya ketika saya mendapati seorang anak yang luar biasa aktif, aktif ngisengin temennya, aktif bicara sampai gak ngedengerin nasehat gurunya, aktif bergerak sampai gamau belajar. Pertanyaan saya pun sama, "Anaknya siapa?"

Kurang lebih seperti itulah contohnya. Orangtua adalah arsitek anak. Akan menjadi apa dan bagaimana seorang anak, tergantung kita, orangtuanya.

Alhamdulillah, beberapa waktu lalu, telah diadakan kegiatan "Parenting Class" yang diisi oleh Ust. Abdul Wahid dari Bandung. Orangtua sangat antusias, karena pengetahuan tentang mendidik anak jarang sekali tersentuh oleh kajian-kajian yang sering mereka ikuti. Diantara materi yang disampaikan oleh beliau adalah mengenai kedudukan anak dalam Al-Quran.

1. PERHIASAN ATAU KESENANGAN
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan” (Qs. Al Kahfi: 46)

2. MUSUH
“Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Qs. Ath-Taghobun: 14)

3. FITNAH
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan disisi Allah-lah pahala yang besar” (Qs. Ath-Taghobun: 15)

4. AMANAH
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (27) Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar (28) (Qs.Al Anfal: 27-28)


5. PENENTRAM DAN PENYEJUK HATI
“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (Qs. Al Furqon: 74)

Allah mengamanahkan seorang anak, sudah satu paket dengan kemampuan untuk menjaga dan mengasuhnya. Allah pun sudah memberikan berbagai macam ilmu melalui KitabNya yang harus kita pelajari sebagai orangtua. Teruslah belajar, karena menjadi orangtua adalah pekerjaan seumur hidup.


Tasikmalaya, 12 Ramadhan 1438 H



Ust. Wahid sedang memberikan materi
Para orangtua serius mendengarkan materi yang disampaikan
Foto bersama pengelola Saung Pinter Tasik