Minggu, 01 Januari 2017

Tahapan Belajar Membaca pada Anak



Siapa sih yang gak kepengen punya anak yang pinter? Sudah pasti setiap orangtua berharap anaknya jadi anak yang cemerlang punya prestasi segudang. Salah satu cara supaya anak kita menjadi anak yang pintar adalah dengan membaca. Kita sudah sering dengar peribahasa “buku adalah jendela dunia”. Dengan banyak membaca, pasti deh banyak ilmu yang bisa di dapat oleh anak. Trus gimana caranya supaya anak bisa seneng baca? Apa dari umur 3 tahun harus udah kita ajarin baca? 

Nah ada kesalahan fatal yang sering kita temui di dunia pendidikan, anak “dipaksa” untuk bisa membaca simbol-simbol huruf tanpa memahami maksudnya. Belajar adalah sebuah proses. Ibarat naik tangga, apa kita bisa langsung naik ke tingkatan paling atas? Tentu tidak. Harus melewati anak tangga satu per satu. Salah satunya dapat kita lakukan dengan pembiasaan, biasakan anak untuk membaca buku. Seperti yang sudah kami lakukan di Paud Hanami. Tujuannya jelas, membuat anak cinta membaca, cinta dengan buku, dan cinta dengan ilmu pengetahuan. Emang anak umur segitu udh bisa baca? Ya jelas belum laaaaah hehe. Tapiiii, meskipun mereka belum bisa baca, kita berusaha membuat mereka dekat dengan buku. Dan dekat dengan buku menjadi salah satu tahapan "belajar membaca". Kok bisa? *Buku bergambar loh ya, bukan novel ataupun buku sejarah hihi*

1.      Mengamati Gambar. Adanya gambar dapat memainkan imajinasi mereka, "oh singa nya laper, kucingnya kabur, dll" biarkan mereka bereksplorasi. Psst, imajinasi itu mahal harganya. Secara tidak langsung, mereka juga sedang membaca loh. Membaca gambar hihi

2.      Membacakan Buku Cerita. Manfaatnya apa? Yang pertama, bisa melatih konsentrasi mereka, bisa jadi pendengar yg baik atau nggak. Yang kedua, melatih daya ingat dan daya tangkap, si anak ngerti gak ya apa yang diceritain sama guru atau orangtuanya. Sambil dibacakan cerita, kita juga bisa menunjukkan huruf-huruf yang ada di buku. Kegiatan itu bisa jadi pembelajaran yang bisa masuk ke memori bawah sadar mereka. 

3.      Asik bercerita sendiri. Nah kalau misalnya kita jumpai anak asik "membaca" dengan bahasanya dia. Bapak ibu harus senang. Itu tandanya dia mulai tertarik dengan buku dan lebih siap ketika diajak untuk belajar membaca. Atau mungkin si anak sudah mulai merengek minta buku, atau minta dibacain, waaah berarti proses pembiasaan kita nyaris berhasil.

4.      Mulai bertanya “Ini bacanya apa”. Jika anak mulai penasaran dengan bacaan yg ada di bukunya, dan mulai bertanya "Ini bacanya apa? Ini bacanya gimana?" Selamaaaaat, anak kita benar-benar siap utk belajar membaca.

Muncul pertanyaan lagi, mulai umur berapa ya anak belajar membaca? Anak sudah bisa dibiasakan untuk membaca sejak mereka masih bayi. Atau bahkan ketika dalam kandungan. Luangkanlah waktu untuk bercerita dengan anak, biarkan anak terus berinteraksi dengan buku. Setiap hari, anak kita terus berkembang. Setiap kejadian yang dilalui oleh anak akan masuk ke dalam memorinya. Jangan kira masih anak-anak jadi kita acuhkan saja, bebas berbuat apapun sesuka kita. ORANGTUA ADALAH ROLE MODEL UNTUK ANAK. Output kita, bisa menjadikan anak CINTA MEMBACA bukan hanya bisa membaca. Jika anak kita bisa membaca tapi tidak suka membaca, apa jadinya?
Kami ulangi sekali lagi, belajar merupakan suatu proses. Tidak benar ketika kita langsung meminta anak membaca "ba-ca bu-ku" yang dikhawatirkan, anak hanya "bisa membaca" tanpa memahami bacaannya. Bukankah itu yg sekarang terjadi di Indonesia?